“Kalau ternyata hal buruk yang dibayangkan terjadi, sedihnya ganda dong?” tanyamu kala itu ketika aku membahas mengenai negative thinking pada buku Filosofi Teras. ……….. Sekarang sedihnya benar-benar terasa double. Tidak pernah dicita-citakan tetapi menjadi kenyataan. Melihatmu benar-benar pergi (sebenarnya aku jijik sekali dengan diksi satu ini). Setelah ini akan banyak kebudayaan yang hilang di antara kita. Tidak akan ada lagi orang yang menanyakan hal-hal random, yang membuatku kesal, tapi selalu menjadi candu. "Emang tujuan masak biar apa?" Tanyamu. Tidak akan ada lagi yang mengeluhkan "rambutku apa direbonding aja ya, bosan kribo" tanyamu juga, dan semakin ke sini aku semakin tahu bahwa wacana potong rambut tidak pernah terwujud, setidaknya sampai sekarang. Iya kan? Dan pertanyaan-pertanyaan template lainnya seperti "Kangen siapa?", "Mukbang itu apa sih?". Di awal farewell dulu, kamu menanyakan apakah aku akan pulang duluan sama
imbangi bengongmu dengan ngeteh