Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2019

Layli

"Iya, beliau sangat baik" kata Pak Anas pada suatu hari. Kalimat itu beliau katakan ketika mengetahui bahwa salah satu informan dalam penelitianku adalah rekannya sendiri. Dalam hal ini, aku mengamini alias setuju bahwa informan tersebut memang sangat baik. Ngomongin orang baik, di awal tahun 2019 ini aku dibuat terharu-haru oleh semesta karena kebaikan orang-orang di sekitarku. Yang ku bahas kali ini adalah, Layli. La, kalo kamu baca tulisan ini, tolong aku dibeliin perkebunan teh apa kopi gitu ya La. Soalnya I love earth hihihihihihi. Layli, orang yang mulai ku kenal ketika dulu sama-sama dalam kepengurusan HMJ. Orangnya hangat (apa karena sering sarapan api unggun?), nggak sombong, dan solutif. Tapi di beberapa kesempatan, sifat baiknya ketutup dengan kegesrekan yang dipunya. "Untung canteeq" kata nitizen -_- Skripsian mengantarkanku untuk membagi sambat alias keluh kesah pada dia ini. Berada dalam bimbingan dosen yang sama, membuat kami saling bertukar

Gabut Mahasiswa Semester Old

Aku dan roommate -ku, Eva, beniat untuk menjamu sebuah kejenuhan yang sekian hari ini melanda pikiran kami. Diiringi udara Solo di malam hari yang semakin menggigit, rasanya aku ingin balas menggigit (hah?). Sementara aku dan Eva, semakin menciut bagaikan ikan asin yang sudah tidak asin karena dihembus angin malam ini. Aduh, jadi ingat lagunya Andika Kangen Band heuheuehu. Pukul setengah delapan malam... "Va keluar yuk" ajakku pada Eva. Setelah selesai merevisi skripsi (huwaaa huks huks), kami memutuskan untuk nyilir . Ya kami ini memang tak tahu diri, sudah tau sedang flu tapi masih saja memutuskan untuk keluar rumah. Setelah bingung memutuskan untuk nongkrong di mana, kami pun bersepakat untuk nyilir di hik di pinggir jalan sana. Hik ini selalu ramai dengan pengunjung. Ya wajar saja, cemilan-cemilannya sangat yummy dan menawarkan banyak pilihan. Aku jadi ingin penasaran, pernah nggak ya hik di sini diterpa isu miring seperti "pasti pake air liur jin tuh

Dear Mafrens...

Holla! Seperti yang sudah aku tuliskan di halaman kata pengantar skripsiku, bahwa aku menuliskan sebagian ucapan terima kasih di halaman blogku ini. Di halaman ini akan memuat nama-nama sohibul sekalian yang aku anggap sebagai sahabat, teman, rekan yang sangat amat aku sayangi nan aku banggakan. Azik. Memutuskan untuk menulis nama kalian di sini karena ku sadari...ii..ii akhirnya Kau tiada duanya..aa..a..aa..a hiks hiks. Mmm sampai mana tadi? Iya, karena kumenyadari bahwa aku bingung jika menulisnya di halaman skripsi :’(  Walaupun jika tidak ditulis maka tidak apa-apa, tapi menurutku ini sangat penting untuk ditulis, karena eh karena yaaa karena kalian penting. Setidaknya tulisan ini sebagai saksi bahwa di balik proses lahirnya sebuah skripsi yang aku buat itu, terjadi sebuah hubungan antar manusia sebagai bentuk pengamalan nilai-nilai Pancasila utamanya sila ke-dua, serta pengamalan nilai-nilai Quran tentang hubungan antar sesama. Muehehe Pak Habiebie pasti bangga membac

"Masker Alami"

Aku ingin memaki diriku sendiri yang tidak kunjung berhenti menumpahkan air mata sejak tadi pagi. Entah berawal dari mana, tiba-tiba perasaan sedih itu muncul dan seharian ini mengendap di dalam pikiranku bagaikan ampas teh yang tidak bisa larut meski diaduk berkali-kali. Ooh setidaknya ampas teh masih bisa digunakan sebagai masker alami oleh perempuan-perempuan di daerah tropis ini. Lalu siapa yang mau menjadikan sebuah kesedihan sebagai masker alami? Haha ada-ada saja. "Aku sengaja bersedu sedan agar kesedihan ini dapat mengendap, lalu endapannya akan ku jadikan sebagai masker alami". Bukan, bukan kalimat seperti itu yang aku maksud. Entahlah..

Ganesa dan Lele

Sore itu aku dan Aiq pulang dari Ganesa, tempat favorit kami untuk menunaikan tugas mulia. Fyi aja, Ganesa itu merupakan sebuah tempat untuk...... Ya itu deh pokoknya.  Ketika sedang di perjalanan, kami pun tentunya melanjutkan kebiasaan kami yang tak pernah tertinggalkan. Kebiasaan itu adalah -bingung-.  Bingung kali ini diprakarsai oleh cuaca mendung yang membuat kami lapar. Ya maklum saja, berjam-jam di Ganesa membuat kami merasa sangat kelaparan. Aku baru tau bahwa berjam-jam bernapas di Ganesa bisa membuat selapar ini. Tapi aku nggak tau, apakah metabolismeku yang terlalu cepat ataukah ada komunitas cacing yang sedang merayakan hari raya idul qurban dalam perutku sehingga rasa lapar itu cepat sekali datangnya. Tolong mba Debra dan mas Michael, Ganesanya dikasih kantin dong agar supaya 😑. Beberapa menit di perjalanan.... "Makan apa ya?" aku dan Aiq saling lempar pertanyaan yang sama. Tentunya pertanyaan itu membuat kami semakin bingung. Aiq yang nggak suka

Sidang Munaqosyah Temanku

(Sebenarnya aku ingin tidur) Dulu Mba Desi Alawiyah pernah bilang bahwa sidang skripsi adalah sebuah perayaan panen ilmu. Tentu saja yang akan memanen ilmu ngga cuma si peneliti tetapi juga audiens yang ikut berpartisipasi di ruang sidang. Walau pun yang namanya panen, ada yang panennya melimpah atau sebaliknya. Tapi mau gimana pun hasil panennya, aku tetap senang. Ya aku sangat senang sekali menghadiri sidang skripsi.* Btw.. Hari ini Wiwik munaqosyah, setelah kemarin Eva yang duluan melaksanakan sidang munaqosyah. Beda dari yang ku pikirkan, munaqosyahnya Wiwik ngga sehoror dari munaqosyahnya Eva. Fyi, gara-gara munaqosyahnya Eva, aku jadi terngiang-terngiang satu kalimat yang membuatku mendapatkan pencerahan. Saking cerahnya sampai kepikiran terus. Sebelum sampai hari ini, sebelumnya Wiwik sudah berkonsultasi pada kami (sohib Wiwik yang embuh) untuk mengisi sidang pada hari ini biar agar supaya sehingga maksimal. Di antaranya adalah mengenai apa saja yang akan Wiwik la

Mengisi Imlek ala Mahasiswa Tingkat Akhir

Ngomongin hari libur, aku jadi teringat kalimat yang pernah diucapkan oleh salah satu sobat karibku yang bernama Aiq "bagi mahasiswa tingkat akhir, everyday is sunday ". Tapi memang ada benarnya juga karena bagi kami yang BELUM LULUS-LULUS ini (huwaaa 😭), kami sudah tidak ada lagi tanggungan untuk mengikuti perkuliahan alias tinggal NYELESEIN SKRIPSI (huwaaa 😭). Benar saja, bagi kami, slogan (hah slogan?) everyday is sunday tadi diisi dengan mengerjakan skripsi (harusnya sih gitu 😭). Tapi hari libur kali ini berbeda. Bukan hanya karena perkuliahan yang sudah selesai atau everyday is sunday tadi, melainkan libur kali ini dipersembahkan oleh tahun baru Imlek. Seperti perayaan Imlek sebelum-sebelumnya, Solo (nama kota yang kutinggali sekarang dan bukan single nya Jennie Blackpink, fyi aja) selalu memasang banyak lampion di kawasan Pasar Gede.  Ya walaupun kebijakan pemasangan lampion ini kabarnya sempat diprotes oleh sebuah ormas dikarenakan beberapa hal (yaaaang menur

Dosbingku

Jumat lalu aku membuat janji dengan dosen pembimbing (dosbing) skripsiku untuk konsultasi di hari senin alias hari ini jam 14.45. Menurutku, ngewasap dosbing adalah sebuah pekerjaan mulia yang membutuhkan keahlian khusus dan mental yang kuat. Benar saja, setelah lama tidak mengirim pesan kepada beliau, aku mulai ragu dan was-was. Khawatir level.... Haduh aku nanti salah ngomong nggak yaaa? Haduh aku nanti bikin beliau tersinggung nggak yaaa? Haduh gimana kalau nggak dibalas? Haduuuh kalau ternyata salah nomor dan nyasar ke Kim Jong Un, bagaimana Ya Allaaah?? 😭 Alhamdulillah, setelah mengetik pesan selama 37297272297373928816192 menit, dengan berbagai koreksi, membaca ulang, membuang yang tidak perlu, dan menyertakan surat rekomendasi dari kelurahan (hehe ngga deng), pesan itu terkirim juga. Sembari menunggu beliau membalas pesan, aku melakukan ritual wajib seperti beristighfar, membaca sholawat, meminta maaf kepada kedua orang tua, duduk-berdiri-duduk-berdiri, dan bengong.