Aku ingin memaki diriku sendiri yang tidak kunjung berhenti menumpahkan air mata sejak tadi pagi. Entah berawal dari mana, tiba-tiba perasaan sedih itu muncul dan seharian ini mengendap di dalam pikiranku bagaikan ampas teh yang tidak bisa larut meski diaduk berkali-kali. Ooh setidaknya ampas teh masih bisa digunakan sebagai masker alami oleh perempuan-perempuan di daerah tropis ini. Lalu siapa yang mau menjadikan sebuah kesedihan sebagai masker alami? Haha ada-ada saja.
"Aku sengaja bersedu sedan agar kesedihan ini dapat mengendap, lalu endapannya akan ku jadikan sebagai masker alami". Bukan, bukan kalimat seperti itu yang aku maksud.
Entahlah..
Comments
Post a Comment